Senin, 16 Mei 2011

Pilihlah buku-buku yang menggerakkan pikiranmu

Seorang penulis hebat, bernama Ursula K.Le Guin, pernah berkata,"kita membaca buku untuk mencari tahu tentang diri kita sendiri. Apa yang dilakukan, dipikirkan, dan dirasakan oleh orang lain, entah mereka nyata atau hanya imajiner, merupakan petunjuk yang sangat penting terhadap pemahaman kita mengenai apa sebenarnya diri kita ini, dan bisa menjadi apakah kita ini."

Menurut penelitian kecilku, kemalasan embaca buku itu tidak hanya bersumber pada manusia atau subjeknya. Kemalasan membaca buku bisa juga di akibatkan oleh objek atau tak tersedianya buku-buku yang disajikan dalam bahasa yang merangsang pikiran. Jadi, jangan buru-buru kecewa jika tak dapat memahami sebuah buku. Ada kemungkinan, si buku itulah yang salah, dan kamulah yang benar.

Apa sih "alat" atau hal lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi bahwa sebuah buku, jika di baca, daat di jamin tak bakalan merepotkan pembanyanya? mudah sekali mendeteksinya kok!. "Nyawa" buku itu terletak di teks atau tepatnya, disusunan kata-kata atau kalimatnya. Jika kalimatnya berantakan, ya jangan kamu baca. Apa tanda sebuah kalimat berantakan?

Kalimatt berantakkan hanya dapat dideteksi jika kamu membacanya dengan suara yang keras. Jika kamu membaca sebuah kalimat dengan cara membatin, tidak menyuarakannya, ada kemungkinan kamu agak sulit mendeteksi apakah kalimat itu berantakan atau tersusun dengan baik. Tentu saja, kamu akan cepat paham bahwa kalimat yang berantakan, mustahil  dapat memasok makna.

Hanya kalimat yang tersusun rapi dan tidak berbelit-belitlah yang mengasyikkan untuk dibaca dan memberikan kita semacam makna. Aku tak ingin membawa kamu melingkar-lingkar ke persoalan bahasa. betul bahwa orang yang paham soal tata bahasa tentu akan jago dalam menyusun kalimat yang baik. Namun, bukan hanya itu persoalannya. Orang jago bahasa belum tentu dapat menciptakan kalimat yang tersusun dengan baik dan mengasikkan juka dia tak berlatih menulis.

Para penulis buku yang susunan kalimatnya bagus dan mengasyikkan jika di baca, tentu rajin berlatih menulis setiap hari. Jika dia tak mau berlatih bisa jadi "otot-otot" menulisnya kaku. Juga, selain perlu berlatih menulis secara rutin dan kontinu, para penulis yang menghasilkan buku-buku yang layak baca adalah penulis-penulis yang memperkaya ruhaninya dengan banyak membaca. Tanpa banyak membanya buku yang beraneka ragam, ada kemungkinan besar bahasa yang digunakan oleh seorang penulis tersebut jadi kering, kurang mengalir, kurang mengasyikkan jika di baca.

"Buku yang bergizi"- di tulis oleh penulis yang terampil menulis, banyak membaca buku, dan sangat menguasai materi yang ditulisnya adalah buku-buku yang akan "menggerakkan" pikiranmu. Dalam bahasa Mary Leon Hardt, itulah buku yang akan membuatmu aktif, yaitu yang akan mendorongmu menggunakan seluruh pusat-pusat belajar atau organ-organ tubuh pentingmu.   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar